Menyulap Kebun Cengkih Sebagai Objek Wisata Tahunan

Biji Cengkih - Dok Pribadi

Cengkih

Dunia tahu bahwa Maluku di kenal sebagai penghasil rempah, cengkeh menjadi rebutan sekaligus kekuatan dalam perdaganngan dunia. Sejarah mencatat pada abad ke-15 dan 16, Ternate menjadi pusat utama perdagangan cengkeh, saat itu Portugis datang ke kerajaan Ternate.

Namun pada awal abad ke-17, VOC berhasil mendapat hak monopoli untuk mendistribusikan rempah dari wilayah kerajaan Ternate, bahkan melakukan kebijakan pemusnahan dan menghancurkan seluruh pohon cengkeh di Maluku, kecuali yang tumbuh di Ambon dan Banda.

Proses Penjemuran Cengkih-Dok Pribadi

Proses Penjemuran Cengkih-Dok Pribadi

Hingga saat ini, masih kita jumpai pohon cengkeh di wilayah pulau Ambon, Banda, Seram dan beberapa daerah lainnya, tak heran masih banyak masyarakat menggantungkan hidup pada komoditi tersebut,  meskipun harganya sering mengalami naik turung. Akan tetapi tidak mengurangi semangat masyarakat untuk meninggalkan budaya ’’tanam cengkeh’’. Umumnya masyarakat di perdesaan menganggap bahwa merawat cengkeh itu sama saja dengan mempertahankan harga diri keluarga serta keberlansungan hidup orang banyak. Bahkan tingkat kekayaan seseorang dapat juga diukur dengan melihat berapa banyak pohon cengkih yang dia miliki.

Terkait dengan  hal tersebut, kita telah berada pada masa era digital, setiap tahun mengalami perubahan dan perkembangan. Mestinya kita tidak lagi melihat jalur rempah sebagai kekuatan perdagangan saja, tetapi juga sebagai potensi wisata yang harus dikembangkan, dengan mempromosikannya di media melalui foto, video, tulisan dan lain sebagainya.

Mengembangkan Hoby Lama

Dari hasil pengamatan saya, untuk kalangan masyarakat pulau Ambon khususnya mereka yang berdomisili di wilayah zasirah Leihitu, generasi – generasi sebelumnya memiliki hoby menanam cengkih, ini dapat di buktikan dengan setiap pria dewasa sudah miliki  50 pohon cengkih, yang disiapkan untuk mempertahankan hidupnya kedepan dengan cara menjual hasil.

Alangkah idealnya jika kebiasaan menanam cengkih yang tadinya hanya untuk berdagang saja di kembangkan lagi sebagai wisata tematik jalur rempah. Masyarakat akan banyak di untungkan, daerah mendapat pemasukan dan wisatawan pun menjadi puas.

Kebun Cengkih-Dok Pribadi

Kebun Cengkih-Dok Pribadi

Jadikan Kebun Cengkih Sebagai Objek Wisata Tahunan

Sudah saatnya kita melihat ini sebagai kekuatan terbesar yang perlu dilestarikan, jadi tidak sebatas menikamati hasil panen saja tetapi juga mempromosikan sebagai sesuatu yang baru yang mendatangkan banyak manfaat. Sebagai anak muda yang peduli dengan peninggalan leluhur “budaya tanam cengkeh” , kita dapat melakukan upaya-upaya agar kebun cengkih warga bisa dijadikan sebagai salah satu objek wisata tahunan, tentunya harus bekerja sama dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait, tanpa membatasi hak masyarakat sebagai pemilik penuh.

Misalnya memperkenalkan pada para wisatawan, bagaimana proses panen hasil, yang dimulai dari pembersihan rumput, petik cengkeh, menjemur, proses jual beli yang dilakukan di bawah pohon oleh masyarakat. Hal ini akan menjadi sangat menarik dan unik bila dikemas dengan promosi yang baik.

Hasil Panen-Dok Pribadi

Hasil Panen-Dok Pribadi

Jika ini dapat mendatangkan keuntungan, maka langkah yang perlu dilakukan adalah :

  1. Mengajak warga untuk bermusyawarah, supaya bisa menyatukan pemahaman terkait potensi yang ada.
  2. Mengkomunikasikan dengan pihak–pihak tertentu
  3. Mengajukan usulan kepada pemerintah/ instansi
  4. Jika mendapat respon positif, maka masyarakat dapat bergotong royong melakukan pembersihan akses menuju lokasi wisata tersebut.
  5. Mempublikasikannya pada media.

Saya percaya bahwa wisatawan asing akan merasa tertarik untuk datang melihat langsung proses memanen cengkeh, apalagi jika posisinya berada pada ketinggian, tentunya akan sangat menantang. Pemerintah juga pasti membantu maysarakat dengan memperbaiki jalan tani yang awalnya hanya setapak tanah, menjadi lebih baik  dan yang paling penting pertumbuhan ekonomi masyarakat akan semakin lebih maju.

Apalagi kalau pengelolaanya terarah sesuai tujuan, masyarakat setempat akan pasti mendapat promosi dari pemerintah baik secara langsung maupun melalui media.

 

Salam

Roesda Leikawa